Marangkayu – Suasana di Lapangan Voli, Desa Semangko, Marangkayu, pada Rabu sore, 23 Oktober 2024, berubah ramai. Sekitar pukul empat sore, ratusan warga mulai berkumpul, mengisi setiap sudut lapangan yang disulap menjadi tempat kampanye. Mereka datang dengan harapan mendengar langsung program unggulan pasangan Edi Damansyah dan Rendi Solihin, calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) 2024-2029.
Semangat warga tampak jelas, terutama saat Rendi Solihin maju ke hadapan mereka. Sosok yang akrab dengan masyarakat ini, selalu menyajikan gagasan besar dengan bahasa yang mudah dicerna. Tidak ada formalitas kaku dalam pidato Rendi. Justru kesederhanaannya yang membuat warga merasa dekat. Salah satu program yang dibahasnya adalah alokasi anggaran Rp150 juta per RT setiap tahun.
“Kami ingin RT bisa langsung melakukan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, seperti perbaikan jalan atau pembangunan jembatan tanpa harus menunggu birokrasi yang berbelit. Tidak perlu lagi repot-repot cari kepala desa, camat, atau dewan. Cukup lewat RT,” ungkap Rendi dengan penuh percaya diri.
Reaksi warga pun bermacam-macam. Aisyah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di RT 003, merasa program tersebut akan sangat membantu. “Di lingkungan kami, ada jalan yang rusak, tapi sering kali harus menunggu lama untuk diperbaiki. Kalau benar Rp150 juta per RT itu bisa langsung dikelola oleh RT, ya pasti akan lebih cepat. Jadi, tidak perlu menunggu instruksi dari atas,” katanya.
Namun, bukan hanya infrastruktur yang menjadi perhatian. Program Keluarga Berdaya, yang dijanjikan Rendi, juga mengundang banyak reaksi. Dalam program tersebut, setiap keluarga di Kukar akan menerima alokasi Rp1 juta per tahun, yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. “Kami sudah menyiapkan Rp257 miliar setiap tahunnya untuk 257.000 keluarga di Kukar. Dana ini bisa digunakan untuk membantu keluarga yang membutuhkan, terutama lansia dan para janda,” ujar Rendi, membuat suasana menjadi lebih emosional.
Siti Aminah, seorang janda beranak dua yang tinggal di Desa Semangko, menyambut baik program tersebut. “Sebagai janda, terkadang saya merasa terlupakan. Kalau program Keluarga Berdaya benar-benar dijalankan, itu akan sangat meringankan beban saya. Uang Rp1 juta memang tidak besar, tapi kalau diterima rutin setiap tahun, itu sangat berarti,” tuturnya dengan mata berbinar.
Di samping Siti, Hasan, seorang petani setempat, juga merasa bahwa program ini membawa angin segar bagi keluarga-keluarga di Kukar. “Saya melihat program ini tidak hanya soal uang, tapi soal perhatian pemerintah kepada kita. Dengan Rp1 juta per keluarga, banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, seperti membantu orang tua yang sudah tidak bekerja atau mendukung biaya sekolah anak-anak. Ini benar-benar program yang menyentuh rakyat kecil,” katanya sambil mengangguk-angguk setuju.
Kampanye ini tidak hanya dipenuhi oleh pidato dan janji politik, melainkan juga interaksi langsung antara Rendi dengan warga. Beberapa warga bahkan berani menyuarakan harapan dan keluhan mereka. “Harapan saya, program-program seperti ini benar-benar dilaksanakan. Selama ini, kami sering mendengar janji, tapi pelaksanaannya nihil. Kalau Pak Rendi bisa menepati janjinya, kami siap mendukung sepenuhnya,” ujar Faisal, salah seorang warga Marangkayu yang datang bersama keluarganya.
Di ujung acara, hiburan musik menggema, membuat suasana semakin meriah. Anak-anak kecil berlarian di sekitar tenda, sementara para ibu sibuk berbincang mengenai program yang baru saja mereka dengar. Banyak yang optimis, namun beberapa lainnya masih menunggu bukti nyata dari janji-janji tersebut.
Acara kampanye ini memang tidak hanya menjadi ajang penyampaian program, tetapi juga mencerminkan harapan dan kekhawatiran warga. Program Rp150 juta per RT dan Keluarga Berdaya bukan sekadar angka, melainkan janji untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dari tingkat terkecil. Bagi warga Marangkayu, kampanye ini bukan hanya soal mendengar pidato, melainkan harapan akan perubahan nyata di depan mata. (*)